Muskab Pelti Soppeng Diduga Cacat Administrasi , Peserta Desak Muskab Ulang



Soppeng - Sorotnews,my,id
Musyawarah Kabupaten (MUSKAB) Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) Soppeng yang digelar pada Sabtu (10/5) menyisakan kontroversi tajam. 

Acara yang semestinya menjadi tonggak konsolidasi organisasi justru menuai sorotan dari sejumlah peserta, karena diduga berlangsung tanpa memenuhi sejumlah prosedur administratif yang sah.

Acara yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispaspora) Kabupaten Soppeng, jajaran pengurus KONI Soppeng, perwakilan PELTI Sulawesi Selatan, serta delegasi dari berbagai klub tenis di Soppeng ini menetapkan Muhammad Rismat sebagai Ketua PELTI Soppeng periode mendatang. Namun, penetapan tersebut langsung memicu polemik.

Sorotan utama datang dari absennya notulen resmi dalam rapat pengurus PELTI yang menjadi dasar pengambilan keputusan strategis. 

Tak hanya itu, calon ketua terpilih, Muhammad Rismat, tidak hadir secara fisik dalam MUSKAB dengan alasan tengah menjalani perjalanan dinas. 

Namun, alasan tersebut tidak disertai dengan dokumentasi atau bukti formal seperti surat tugas maupun laporan perjalanan dinas.

Ketidakhadiran calon ketua serta lemahnya dasar administratif dalam proses pemilihan membuat sejumlah peserta mempertanyakan legalitas dan transparansi pelaksanaan MUSKAB tersebut. 

Salah satu peserta bahkan secara terbuka menyuarakan agar MUSKAB PELTI Soppeng diulang dengan prosedur yang sesuai AD/ART dan prinsip transparansi organisasi olahraga nasional.

“Ini menyangkut kredibilitas organisasi dan integritas pemimpin yang akan terpilih. Tidak bisa diputuskan tanpa kehadiran langsung calon dan tanpa dokumen resmi. Ini cacat prosedur,” ujar salah satu peserta yang meminta agar identitasnya tidak dipublikasikan.

Pihak PELTI Sulsel maupun KONI Soppeng belum memberikan pernyataan resmi atas desakan tersebut. 

Akan tetapi , gelombang desakan agar MUSKAB diulang terus menguat di kalangan pegiat tenis lokal, yang berharap organisasi ini dikelola dengan prinsip akuntabilitas dan tata kelola yang profesional.

0 Komentar